PADA peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) 2025, Hermina Mawa (51) kembali mengenang bagaimana pembangunan Waduk Lambo di Nusa Tenggara Timur, perlahan mengikis kehidupan masyarakat adat di tempat ia tumbuh sejak remaja. Sabtu, 9 Agustus lalu, di Kasepuhan Guradog, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten, perempuan yang akrab disapa Mama Mince itu bercerita tentang arti tanah bagi komunitasnya. “Bagi kami, tanah adalah Ibu,” tuturnya.
Berjarak sekitar 2.300 kilometer dari tempat ia berasal, Hermina menceritakan bagaimana kondisi kebun, ternak, dan segala yang hidup di atasnya berangsur hilang. “Kalau yang senasib pasti menangis, dan memberi saya support,” kata dia.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dalam kurun delapan tahun terakhir, ia dan para mama di Desa Rendubutow...