Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia kepelatihan modern, masa jabatan seorang manajer sering terbagi dua: fase 'kepribadian' dan fase 'filosofi'. Yang satu bersifat ledakan jangka pendek, yang lain perjuangan jangka panjang. Jarang keduanya bisa menyatu dalam satu paket.
Ange Postecoglou di Tottenham Hotspur awalnya dianggap sebagai sosok yang sepenuhnya berorientasi filosofi. Ia datang bukan untuk membangkitkan semangat, melainkan untuk memperkenalkan sepak bola progresif khas 'Angeball'. Tottenham seolah siap menapaki jalan panjang menuju kejayaan lewat gaya bermain.
Namun kenyataannya, Postecoglou justru menunjukkan sisi 'kepribadian' dua kali: Saat membawa efek positif langsung di awal musim 2023/2024, dan saat menyelamatkan tim di Liga Europa akhir musim 2024/2025. Di antara dua periode itu, Tottenham justru ...