Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gejolak ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar rupiah yang terus berlanjut, investor ritel di Indonesia kini mengalihkan perhatian pada strategi investasi baru untuk melindungi aset mereka.
Salah satu langkah yang kian diminati adalah berinvestasi di pasar saham luar negeri, terutama saham-saham yang diperdagangkan di Amerika Serikat (AS).
Diversifikasi portofolio ke pasar saham AS dipandang sebagai peluang strategis untuk mengakses kekuatan ekonomi terbesar dunia, yang menawarkan potensi pertumbuhan investasi dalam jangka panjang.
Indeks utama pasar saham AS, S&P 500, saat ini berada pada level yang relatif menarik. Bahkan, indeks tersebut sempat menyentuh angka 4.495,12, setara dengan posisi pada Desember 2021.
Sebagai informasi, S&P 500 merupakan barometer utama kinerja pasar saham Read Entire Article